DIRECT MANOEVRING SYSTEM
Pada motor diesel 2
tak dengan slow speed enginee maka system olah gerk baling - baling menggunakan
system olah gerak langsung (direct manoevring system) untuk membalik arah
putaran propeller shaft dari putaran kanan ke putar kiri atau sebaliknya. Saat
arah putar propeller shaft ke kanan, berarti kapal bergerak maju (ahead
position), sedangkan saat arah putarnya ke kiri berarti kapal bergerak mundur
(astern position). Crank shaft dari main engine secara langsung disambungkan dengan
propeller shaft tanpa melalui reduction gear, sehingga arah putaran crank shaft
sama dengan arah putar propeller shaft, yang berarti juga crankshaft berputar
kanan berarti ahead position, sedangkan crank shaft berputar kiri berarti
astern position.
Untuk membalik arah
putaran crankshaft ini pada diesel 2 tak slow speed engine, dilengkapi di cam
shaftnya dengan ahead fuel cam dan astern fuel cam, dimana kedua cam ini saling
berdekatan letaknya dan membentuk sudut antar sesamanya sesuai manual book dari
engine maker, sehingga saat ahead fuel cam yang bekerja berarti arah putar
crank shaft ke kanan, sedangkan saat astern fuel cam bekerja berarti arah putar
crankshaft ke kiri dengan demikian posisi kapal dapat bergerak maju atau
mundur.
1. Bagian - bagian utama dan fungsinya masing -
masing :
a. Air vessel berfungsi penampung udara (botol
angina) untuk udara start engine dan udara pneumatic untuk telegraph control.
b. Pilot valve berfungsi sebagai pengatur katup
manoevring handle
c. Engine starting valve berfungsi sebagai katup
start untuk mengalirkan udara ke katup pembagi (distributor valve).
d. Distributor valve berfungsi sebagai pengatur
pada silinder berapa dari engine yang dalam posisi start (langkah expansi dari
silinder yang bekerja).
e. Selector valve sebagai katup pemilih maju atau
mundur.
f. Servo motor sebagai penggerak plunger
hydraulic guna menggerakkan cam shaft, sehingga fuel cam bergerak sesuai
diinginkan dari ahead ke astern position yang sekaligus mengenai roller dari fuel
pump (bosch pump).
g. Hydrulic oil pump sebagai pemindah cair dari
cylinder plunger posisi kanan ke posisi kiri atau sebaliknya.
h. Cam shaft dari main engine
i. Exhaust valve cam ahead berfungsi sebagai cam
untuk katup putar kanan.
j. Exhaust valve cam astern sebagai cam untuk
katup putar kiri.
k. Fuel cam ahead berfungsi sebagai cam bosch
pump putar kanan.
l. Fuel cam astern sebagai cam bosch pump putar
kiri .
m. Roller sebagai komponen antara yang bergerak.
n. Push Rod sebagai pengungkit rocker arm.
o. Gear wheel (roda gila)
2. Prinsip Kerjanya :
a. Ahead Position
- Wheel house menetapkan manoevring handle di
ahead position
- Udara dari air vessel A melalui pneumatic
system masuk ke pilot valve B, dan bersamaan dengan itu telegraph sinyal
menyala di ahead position
- Operator di engine room, melayani permintaan
wheel house dan menempatkan manoevring handle ke ahead position
- Gear wheel “O" dengan manual system
membebaskan push rod roller dari cam shaft H.
- Engine starting valve C membuka aliran udara
ke distributor valve "D" untuk mengatur silinder berapa dari engine
yang bekerja pada proses expansi (udara mendorong) piston hams pada proses
expansi
- Selector vavle E membuka katup untuk ahead
position dengan pneumatic system
- Hydraulic oil pump G mengisap minyak dari
silinder yang bekerja mundur melalui katup 1 dan menekannya ke silinder maju
melalui katup 2, sehingga plunger bergerak ke kanan
- Cam shaft H bergerak ke kanan, dan tepat
berhenti pada posisi roller fuel cam ahead dan exhaust valve cam ahead
- Roller dengan gear wheel "O"
diturunkan ke cam shaft, sehingga roller tidak bebas lagi
- Selanjutnya engine di start, mengakibatkan
engine berputar kearah kanan.
b. Neteral Position
- Wheel house menempatkan manoevring handle ke
netral position
- Pilot valve B menerima udara pneumatic
mengakibatkan sinyal menyala pada netral position
- Secara manual operated di engine room melayani
telegraph control dan menempatkan menoevring handle ke netral position,
kemudian main engine distop.
c. Astern Position
- Manoevring handle di wheel house ditempatkan
pada astern position
- Gear wheel 0 dengan bantuan manual system
membebaskan push rod roller dari cam shaft H sehingga engine berhenti pada
netral position
- Pilot B menerima udara pneumatic mengakibatkan
sinyal menyala menunjuk keaster position.
- Secara manual operator di engine room melayani
telegraph control dan menempatkan manoevring handle ke astern position
- Gear wheel "O" dengan manual system
membebaskan push rod roller dari cam shaft H
- Engine starting valve C membuka aliran udara
mengatur kedistributor valve D ke silinder, berapa dari main engine yang
bekerja pada proses expansi.
- Selector valve E membuka katup untuk astern
position dengan pneumatic system
- Hydraulic oil pump G, mengisap minyak dari
silinder bekerja maju melalui katup 2 dan menekannya ke silinder mundur melalui
katup sehingga plunger servo motor bergerak ke kiri
- Cam shaft H bergerak ke kiri dan tepat
berhenti pada posisi roller fuel cam astern dan exhaust valve cam astern
- Roller dengan gear wheel "0"
diturunkan ke cam shaft, sehingga roller bekerja
- Engine di start, dalam arah berputar ke kiri
Keterangan gambar :
A. Air
vessel
B. Telegraph control
C. Engine
starting valve
D. Distributor valve
E.
Selector valve
F. Servo motor
G.
Hydraulic Oil pump
H. Cam shaft
I.
Exhaust valve cam ahead
J. Exhaust valve cam astern
K. Fuel
cam ahead
L. Fuel cam astern
M. Rotor
N. Push rod
O. Gear wheel
1,2,3,4,5 and 6
Distributor plunger
P. Reduction
valve
3'.
Ahead valve 4'. Astern valve
Keuntungan Direct
system terhadap Indirect system :
a. Konstruksi lebih sederhana
b. Perawatan lebih sederhana
c. Biaya perawatan relative lebih murah
d. Waktu perawatan relative lebih cepat
Kerugiannya :
a. Harga beli menjadi lebih mahal, karena banyak
cam pada cam shaft
b. oil seal dari unit servo motor dapat menjadi
bocor, karena usia pakai atau jenis pelumas jelek, silinder berkarat dan seal
rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar